KALAJENGKING MENYEBERANGI SUNGAI
Solo Pos, 14 Februari 2016
Di hutan Ganggong,
Kalajengking termasuk hewan yang ditakuti. Hewan lainnya akan segera pergi bila
Kalajengking datang. Bukan, bukan karena Kalajengking mempunyai sengat yang
berbahaya di ekornya. Tapi karena Kalajengking suka tiba-tiba menyengat tanpa masalah
apa-apa. Kelinci pernah disengat ketika sedang makan di padang rumput. Kakinya
bengkak. Malah beberapa saat kelinci pingsan.
“Kenapa kamu
menyengat Kelinci?” kata Kambing.
“Ingin saja. Ingin
mencoba kekuatan sengatku. Ternyata sengatku hebat juga. Kelinci yang
bertelinga panjang dan besar itu bengkak dan pingsan juga,” jawab Kalajengking
tanpa merasa bersalah.
Karena itulah
Kalajengking ditakuti. Siapapun tidak ingin berteman dengannya. Termasuk Ular
yang sama-sama mempunyai racun di mulutnya. “Bukan karena takut racunnya, tapi
karena takut pikirannya yang kotor,” kata Ular.
Suatu hari
Kalajengking mencari makan. Sendirian. Karena musim kemarau sudah beberapa
bulan, sampai siang dia tidak mendapatkan makanan sedikit pun. Di dalam
semak-semak Kalajengking mendengar beberapa hewan sedang berbincang.
“Sebenarnya ada
tempat yang masih banyak makanan,” kata Cacing.
“Di mana?” tanya Kelabang.
“Di seberang
sungai.”
“Ah, siapa yang
mengatakan itu?
“Ular itu sudah
beberapa kali pergi ke sana. Nanti kalau bertemu, kita bisa bertanya bagaimana
caranya pergi ke sana.”
Kalajengking waktu
itu juga pergi ke pinggir sungai. Di seberang sana memang rumput-rumput pun
kelihatan masih menghijau. Tapi bagaimana menyeberangi sungai? Dia tidak bisa
berenang. Di sekitar situ juga tidak ada jembatan.
Beberapa hewan
sebenarnya ada di situ. Tapi mereka langsung pergi. Mereka sudah tahu sifat
Kalajengking. Di tengah sungai, di atas batu, ada Kura-kura sedang berjemur.
Pikir Kalajengking, satu-satunya cara adalah dengan meminta tolong kepada
Kura-kura.
“Hai Kura-kura,
boleh saya minta tolong?” tanya Kalajengking sedikit berteriak.
Kura-kura melihat
ke sekeliling, mencari yang memanggilnya. “Minta tolong apa?” jawab Kura-kura
setelah melihat Kalajengking di pinggir sungai.
“Saya ingin
menyeberang sungai tapi tidak bisa berenang. Ikutlah saya menumpang di
punggungmu, lalu saya bawa ke seberang sana.”
“Oh, gampang itu.”
Kura-kura menceburkan diri mendekati pinggir sungai. “Tapi kamu harus
berjanji.”
“Janji apa?”
“Kamu jangan menyakiti
lagi siapapun. Saya sudah mendengar bahwa kamu bisa tiba-tiba menyengat hewan
yang dekat denganmu.”
Kalajengking
tersenyum. “Saya berjanji tidak akan menyengat,” katanya yakin.
“Boleh kalau begitu,
naiklah ke punggungku,” kata Kura-kura.
Setelah
Kalajengking naik ke punggungnya, Kura-kura lalu berenang menyeberangi sungai. Kakinya
dengan cekatan mendayung. Sementara batok dan kepalanya mengapung di atas air. Di
tengah sungai, Kalajengking terganggu lagi pikirannya ketika melihat leher
Kura-kura.
“Konon, kulit
Kura-kura sangat kenyal. Apalagi kura-kura yang sudah berumur tua. Bukankah
kura-kura adalah hewan yang umurnya paling panjang?” pikir Kalajengking. “Saya
ingin mencoba kekuatan, tembus tidak sengatan saya ke kulit Kura-kura yang
kenyal.”
“Hai Kura-kura,
berapa umurmu sekarang?” tanya Kalajengking.
“Delapan puluh
tahun. Tapi hari ulang tahunku masih lama,” jawab Kura-kura gede rasa.
“Tua juga ya,
berarti kulitmu sudah sangat kenyal,” kata Kalajengking sambil mengangkat
ekornya. Sekali sengat Kura-kura menjerit.
“Kenapa kamu ini?”
tanya Kura-kura terkejut. Tadinya dia meminta janji Kalajengking tidak
menyakiti hewan lain, karena tidak mungkin Kalajengking menyengat dirinya yang
menolongnya. Tapi jangankan kepada hewan lain, kepada Kura-kura yang
menolongnya pun ternyata Kalajengking menyengat juga.
“Hanya ingin
mencoba kekuatan,” jawab Kalajengking sambil tersenyum.
Kura-kura bukan
saja merasa sakit, tapi juga pusing. Akhirnya dia pingsan. Tubuhnya perlahan
tenggelam. Kalajengking terkejut. Dia berteriak-teriak karena tidak bisa
berenang. Kaki dan ekornya memukul-mukul air, tapi tidak menjadikan dia bisa
berenang. Akhirnya Kalajengking tenggelam dan mati. **
HIKMAH:
Berbuat jahat kepada makhluk lain sama dengan
berbuat jahat kepada diri sendiri. Suatu waktu kelak, perbuatan jahat itu akan
menghasilkan keburukan.
Dongeng ini didukung oleh:
0 Response to "KALAJENGKING MENYEBERANGI SUNGAI"
Posting Komentar