SUMEDANG, SEBUAH KENANGAN
Lupa lagi nama korannya,
kalau tidak salah mingguan terbitan Jakarta
akhirnya
bulan tenggelam dalam tua malam
angin
membawanya mengembara
karena
kita adalah tualang
yang
tak kan menemui akhir
“selamat
bertemu di malam lain,” kata bulan
kita
pun mengharapkan siang
karena
malam hanyalah intermezo
Agustus
1989
AUBADE
sebuah
aubade akhirnya kita rayakan
dalam
gemersik daun pinus
biaralah
burung bernyanyi sepi
setelah
itu kita kembali
karena
setiap awal punya akhir
sebuah
aubade akhirnya kita rayakan
tanpa
nyanyian tanpa bisikan
sepi
saja
Agustus
1989
0 Response to "SUMEDANG, SEBUAH KENANGAN"
Posting Komentar