Puisi Suara Pembaruan: EPILOG BUAT SRI
Suara Pembaruan, 17 Juni 1990
EPILOG
BUAT SRI
apa
yang mesti kukatakan
aelain
selamat berpisah. menanyakan
pada
daun pada angin pada jejak
pada
segala yang punya cinta
(meski
tak bicara tentangnya)
apa
lagi yang mesti kukatakan
selain
selamat berpisah
karena
aku sangsi
lagu
apa yang pernah kita nyanyikan
Sumedang,
1989
EPILOG
BUAT IAN
semalam
badai ngamuk di pekarangan
sesal
ini selalu tak kan tertuntaskan
mengapa
waktu berlalu begitu saja
Ian,
kalau sempat buatlah perahu kertas
dari
catatan kita. lalu layarkan
menuju
masa depan
dan
kita melihatnya
dari
rerimbun kabut
Sumedang,
1989
EPILOG
BUAT TUTI
kau
bacakah surat
yang
kutulis di sepi malam
inilah
pengakuanku yang selalu kunyanyikan
saat
wajahmu kugambar di kalenderku
tadi
pagi sempat kusaksikan angka-angka
jatuh
dari almanakku
o,
itukah jawabanmu? setangkai mawar
diam-dia
kuselipkan di rambut bulan
aku
cinta padamu, sayang!
Sumedang,
1989
0 Response to "Puisi Suara Pembaruan: EPILOG BUAT SRI"
Posting Komentar