SOPIR
Seorang pengarang itu adalah sopir yang
punya kuasa ke arah mana kendaraan akan melaju. Perumpamaan itu tiba-tiba
melintas saat membaca cerpen Kisah Seorang Pandai (Die Geschicte von einem, der
nie zu Spat Kam) karya Bertolt Brecht (1898-1956) yang diterjemahkan oleh Riva
Julianto. Begitu mengesankan Bertolt Brecht mengisahkan seorang anak lelaki
yang pandai. Karena pandainya anak itu sampai bisa mendengarkan tanaman yang
tumbuh di kesunyian malam. Wow...
Masalahnya, mau jadi apa anak pandai di
masa depan? Dua tokoh hebat dikisahkan: bangsawan-sastrawan yang terhormat,
atau seorang jenderal yang hebat. Tapi pada akhirnya sang pengarang membanting
setir kendaraan kisahnya: anak itu memilih menjadi pegawai di sebuah toko!
Pilihan yang hebat? Susah dimengerti akal sehat? Kan namanya juga anak pandai.
Pikiran sehat kita seringkali sebenarnya “tidak sehat”. Pikiran anak pandai
seringkali tidak terjangkau pikiran kebanyakan orang.
Tapi yang menjadi perhatian saya,
pengarang itu adalah sopir yang punya kuasa ke arah mana mau membelokkan
kendaraan. Membantingkan stir hingga penumpang (pembaca) terkejut, shock, tidak
percaya; adalah sesuatu yang asyik. Yuk, kita bikin cerpen seperti itu. Tapi siapkan
diri bila kemudian ditimpuki pembaca....
14-11-2019
0 Response to "SOPIR"
Posting Komentar