EPISODE RINDU

Puisi Yus R. Ismail

mimpi mengeras di pelupuk mata
dan namamu semakin jelas
terukir di jejak terlewat

senja itu
cakrawala secerah muka
kita menuju langkah terpisah
ah, aku pun mengerti
perpisahanlah yang menjadikan rindu


april 1998

Catatan: Ini adalah puisi pertama saya yan dimuat media. Saat itu saya kelas dua di SMAN 2 Sumedang. Akhit tahun 1990-an itu di sekitar Jawa Barat beredar tabloid Mitra Desa (grup Pikiran Rakyat). Perpustakaan di sekolah saya berlangganan tabloid ini. Saat itu saya baru dihadiahi mesin tik Brother oleh Ayah, jadi saya bisa leluasa ngetik. Yang paling saya terkenang dengan waktu itu, setelah sering puisi (juga kemudian cerpen) saya dimuat Mitra Desa, hampir setiap hari saya mendapat surat dari sahabat pena. Membalas menulis surat pun jadi pekerjaan rutin. Karena itu mungkin saya diam-diam berlatih menulis. Bagaimanapun, saya harus mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat pena yang seorang pun tidak saya ingat sekarang hehe.

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

  • MABUK BERSAMA BULAN Koran Tempo, 6 Januari 2002 kembali jiwaku bergetar saat cahaya bulan mengucurkan airmata ke cangkir-cangkir pengakuan yang ter… Read More...
  • SI POHON RINDANG Sahabatku si pohon rindang punya anak sebuah sendang Pagi-pagi di rantingnya burung bernyanyi menyambut sahabatnya si matahari. … Read More...
  • REMBULAN DAN MATAHARI Pikiran Rakyat, 2 Oktober 2003 matahari abadi rembulan memantulkan adalah cahaya yang menikah dalam ruhku airmata lahir dari Rah… Read More...
  • GERIMIS SORE Media Indonesia, 1 Maret 2015 gerimis turun sore hari mengantar kepergian sang matahari adakah engkau mengerti keindahan di batas la… Read More...
  • ANGIN, MERANTAU, BULAN DAN BUMI ANGIN “sudah puaskah engkau mengembara?” tanyamu saat aku singgah senja itu matahari begitu indah “sudah kucumbui rindu batu ke… Read More...

0 Response to "EPISODE RINDU"

Posting Komentar