CARA MEMBUAT JUDUL CERPEN YANG MENARIK

Cerpen Yus R. Ismail
Judul-judul cerpen yang pernah saya tulis

Seringkali saya mendapat pertanyaan tentang judul cerpen. Bagaimana membuat judul cerpen yang menarik?
Jujur saja, saya seringkali hanya tersenyum mendengarnya. Ya, karena sejak awal belajar menulis cerpen, persoalan judul belum pernah “dipikirkan banget”. Bagi saya, judul cukup setelah mewakili keseluruhan cerita. Tapi juga tidak dipungkiri, saya sering terkesan dengan judul-judul menarik, misalnya judul yang “misterius”, aneh atau unik.
Saya lebih cenderung untuk “berpikir hebat” saat menentukan cerita, jalan cerita atau plot. Biasanya otomatis judulnya sudah saya bayangkan. Tentu saja saya pun memilih judul yang unik, mengesankan aneh, dan mempunyai arti lebih luas dan dalam. Misalnya bertahun-tahun lalu, saya membaca sebuah resensi sebuah pementasan tari dengan judul SENDIRI LAGI DAN SENDIRI. Secara tidak sadar judul itu saya ingat karena sangat mengesankan bagi saya. Sekali waktu saat ingin menulis cerpen tentang “akhirnya setiap manusia akan sendiri”, saya pun menulis dengan judul SUNYI JUGA DAN BAHKAN SUNYI. Judul cerpen itu kan bisa saja SUNYI, atau resensi pementasan tari itu berjudul SENDIRI. Tapi saya dan penulis resensi itu memilih yang lebih mengesankan. Ingin baca cerpen SUNYI JUGA DAN BAHKAN SUNYI? Klik DI SINI.
Bila tidak mendapatkan judul yang mengesankan?


Saya menulis cerpen tentang “mencari diri”. Ceritanya sudah saya dapatkan, yaitu tentang Dewi yang tiba-tiba menghilang dan Saya sebagai sahabat yang sangat membutuhkan Dewi akhirnya mencari Dewi ke mana-mana. Saya rela berpayah-payah mencari Dewi sampai tidak perduli dengan diri sendiri. Saya sampai lupa makan-minum saat mencari Dewi. Dan akhirnya saya pingsan. Saat siuman orang-orang mengerumuni, lambat-lambat saya mendengar orang berkata. “Di KTP-nya dia bernama Dewi”. Kisah Dewi Mencari Dewi ini sampai selesai dituliskan saya tidak menemukan judul yang hebat, mengesankan, unik. Saya hanya membayangkan judul yang sederhana: DEWI. Ingin baca cerpen DEWI? Klik DI SINI.
Jadi begitulah bagi saya, judul adalah apa yang melintas saat cerita dirangkai. Kalau kurang menarik, unik, tidak masalah sepanjang masih mewakili isi cerita. Toh, saya tidak hanya menulis satu cerpen. Di cerpen berikutnya siapa tahu saya bertemu dengan judul yang unik dan menarik itu.
Tapi bila dihadapkan pada pertanyaan yang tadi, saya akan menjawab: “Kita harus selalu pasang pancaindra untuk mempunyai perbendaharaan judul yang banyak.” Ya, karena saat kita membaca cerpen orang lain, judul-judul akan segera tersimpan dalam ingatan. Dulu saat memulai belajar menulis cerpen, saya terkesan dengan Putu Wijaya. Bagi saya, Putu adalah pendongeng yang hebat. Dia bisa bercerita apa saja, cerita panjang atau pendek tetap memberi kisah menarik bagi pembaca, dan “judul” bisa apa saja. Meja, kursi, lantai, buku, pulpen, ibu, bapak, camat, lurah, bupati, nasi, ikan, kucing, anjing, kuda, kadal, bisa menjadi judul cerpen-cerpen Putu. Dan mengenai produktivitasnya yang saya ingat: menabung naskah setiap hari. Saya pernah memperhatikan, banyak cerpen Putu Wijaya yang titimangsanya hanya berbeda satu angka atau malah satu tanggal. Ok, kita sedang membahas judul, jadi kita kembali ke judul….
humor klasik SI KABAYAN ada di buku ini. KLIK untuk mendapatkannya.

Judul-judul cerpen Putu Wijaya yang hanya terdiri dari satu kata kurang menarik. Tapi bagi saya, khususnya bagi saya yang suka dengan cerpen-cerpennya, judul-judul itu menjadi “menarik”. Terutama dikaitkan dengan “apapun bisa menjadi cerpen”. Tentu saja saya pun pernah meniru-niru judul seperti itu.
Suatu masa saya pun sangat menyukai cerpen-cerpen Seno Gumira Ajidarma. Ceritanya mengesankan dengan judul yang juga mengesankan. Seorang Wanita Dengan Tato Kupu-Kupu Di Dadanya, Ada Kupu-Kupu Ada Tamu, Perahu Yang Muncul Di Balik Kabut, Tempat Yang Terindah Untuk Mati, adalah contoh judul-judul yang menarik bagi saya. Tentu juga saya pernah “meniru” judul seperti itu.
Tentu juga masih banyak pengarang yang menulis judul-judul unik. Danarto, Afrijal Malna, Kuntowijoyo, Budi Darma, dari ranah puisi ada Sutardji Calzoum Bachri, Sapardi Joko Damono, Joko Pinurbo, dan banyak lagi pengarang, pernah menulis judul-judul unik dan menarik. Tentu saja tidak semua judul yang mereka tulis seperti itu. Dan saya, merasa “tertarik” dan kurang, lebih ke pengalaman menyukai-tidaknya cerita mereka atau puisi mereka.
Jadi kembali ke persoalan judul, bagi saya judul akan menjadi “menarik” bila ceritanya pun unik, menarik dan dalam. Tentu saja akan banyak yang sepakat dan tidak. (10-1-2017)

Updata 30 Oktober 2019: Saya sedang tertarik membuat judul-judul yang paradoks, misalnya: Si Gondrong Berambut Botak, Pagi Indah Penuh Kekacauan, Domba Berbulu harimau, dsb. Kamu sedang tertarik dengan judul seperti apa? Percaya diri dan happy dengan judul-judulmu sendiri....
   






Subscribe to receive free email updates:

5 Responses to "CARA MEMBUAT JUDUL CERPEN YANG MENARIK"

  1. halo kang keren sekali baca2 cerpennya, saat ini saya sedang belajar nulis cerpen sudah dikirim ke media tapi belum mendapat balasan hahaha..makasi atas ilmu2nya saya jadi semangat menulis cerpen kirim ke media

    BalasHapus
  2. halo juga bundana Neng Namee yang juga keren, semua penulis sepertinya mengalami proses "nulis dan kirim", jangan nunggu balasan atau dimuat, nulis (belajar) dan kirim lagi. Dimuat koran atau buku diterbitkan insyaallah akan mengikuti dan jadi hadiah indah nantinya...

    BalasHapus
  3. Bagus, dengan membaca artikel ini dapat menambah wawasan saya.

    BalasHapus
  4. Terima kasih juga sudah berkunjung. Sudah lama ya saya tidak nambah artikel, padahal sudah banyak yang berubah dari dunia literasi. Insyaallah, semoga saya bisa secepatnya menambah artikel di blog ini ya....

    BalasHapus