DONGENG


      
Subuh hari, saat orang-orang setengah mati, Gunung Teror meledak. Sepuluh desa hancur. Seratus kota terhalang debu. Sejuta orang luka-luka. Semilyar orang sakit mata.
Siapa yang meledakkan? Bukan apa-apa, karena bencana ini terjadi di Gunung Teror. Gunung yang dari namanya saja sudah khusus. Sepuluh tahun lalu, para teroris bersembunyi di situ. Seratus tahun lalu, para ekstrimis menggalang kekuatan di situ. Seabad yang lalu, para perampok menyembunyikan harta jarahan di situ.
Karena kekhususannya itu, tim keamanan segera diturunkan. Mereka menderap ke desa-desa, menyusuri sungai-sungai, bertenda di lereng-lereng. Beribu-ribu lembar pengumuman disebarkan dari helikopter, ditempel di papan-papan, memenuhi plang-plang: Wanted! Kambing Hitam.
Waktu itu kambing hitam memang tidak ditemukan di mana-mana. Kata intel yang menyamar jadi kelinci, kambing hitam sedang menyamar jadi harimau. Pasukan antihuru-hara, pasukan antiteroris, pasukan antijudi, pasukan antirusuh, dan pasukan anti-anti lainnya; dikerahkan untuk mengepung si raja hutan.
Harimau lodaya yang berbadan semampai itu terlacak ketika sedang berburu kijang. Dari semak-semak dia meloncat mengagetkan seekor kijang yang mau minum. Belum sempat pengejaran itu berhasil, pasukan anti-antian menyergap. Harimau tertangkap tidak berdaya. Kakinya diikat. Rahangnya ditendang. Perutnya dipukul.
“Saya bukan harimau! Lepaskan saya. Saya srigala yang sedang menyamar. Lepaskan saya!”
Harimau itu kemudian berubah wujud jadi srigala.
“Harimau yang asli mana?”
“Karena dicurigai sebagai kambing hitam, harimau menyamar jadi banteng. Karena takut dicurigai, banteng menyamar jadi buaya. Buaya menyamar jadi kuda. Kuda menyamar jadi burung. Burung menyamar jadi srigala. Nah, karena takut aku menyamar jadi harimau…”
”Lalu kambing hitamnya kemana?”
“Entah sekarang sedang menyamar jadi apa.”
Srigala yang menyamar jadi harimau itu dilepaskan. Tapi penangkapan kemudian terjadi di mana-mana. Burung merak disergap ketika sedang memamerkan ekornya. Ikan diciduk ketika sedang berenang-renang. Badak ditangkap ketika sedang menyeruduk anjing. Ular dijerat ketika sedang mengintip kodok. Tapi kambing hitam seolah tenggelam. Tidak ada di mana-mana.
Kata desas-desus, kambing hitam sedang menyamar jadi kecoa. Kecoa menyamar jadi tikus. Tikus menyamar jadi babi. Babi menyamar jadi Buldoser. Buldoser menyamar jadi angin. Angin menyamar jadi pohon. Pohon menyamar jadi matahari. Matahari menyamar jadi gajah. Gajah menyamar jadi semut. Semut menyamar jadi cacing. Cacing menyamar jadi ulat. Ulat menyamar jadi hiena. Hiena menyamar jadi jerapah. Jerapah menyamar jadi kura-kura. Kura-kura menyamar…. ****


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "DONGENG"

Posting Komentar