CARA MEMBUAT JUDUL CERPEN YANG MENARIK
Judul-judul cerpen yang pernah saya tulis
Seringkali saya mendapat pertanyaan tentang judul cerpen.
Bagaimana membuat judul cerpen yang menarik?
Jujur saja, saya seringkali hanya tersenyum mendengarnya. Ya,
karena sejak awal belajar menulis cerpen, persoalan judul belum pernah
“dipikirkan banget”. Bagi saya, judul cukup setelah mewakili keseluruhan
cerita. Tapi juga tidak dipungkiri, saya sering terkesan dengan judul-judul
menarik, misalnya judul yang “misterius”, aneh atau unik.
Saya lebih cenderung untuk “berpikir hebat” saat menentukan
cerita, jalan cerita atau plot. Biasanya otomatis judulnya sudah saya
bayangkan. Tentu saja saya pun memilih judul yang unik, mengesankan aneh, dan mempunyai
arti lebih luas dan dalam. Misalnya bertahun-tahun lalu, saya membaca sebuah
resensi sebuah pementasan tari dengan judul SENDIRI LAGI DAN SENDIRI. Secara
tidak sadar judul itu saya ingat karena sangat mengesankan bagi saya. Sekali
waktu saat ingin menulis cerpen tentang “akhirnya setiap manusia akan sendiri”,
saya pun menulis dengan judul SUNYI JUGA DAN BAHKAN SUNYI. Judul cerpen itu kan
bisa saja SUNYI, atau resensi pementasan tari itu berjudul SENDIRI. Tapi saya dan
penulis resensi itu memilih yang lebih mengesankan. Ingin baca cerpen SUNYI JUGA DAN BAHKAN SUNYI? Klik DI SINI.
Bila tidak mendapatkan judul yang mengesankan?
Jadi begitulah bagi saya, judul adalah apa yang melintas saat
cerita dirangkai. Kalau kurang menarik, unik, tidak masalah sepanjang masih
mewakili isi cerita. Toh, saya tidak hanya menulis satu cerpen. Di cerpen
berikutnya siapa tahu saya bertemu dengan judul yang unik dan menarik itu.
Tapi bila dihadapkan pada pertanyaan yang tadi, saya akan
menjawab: “Kita harus selalu pasang pancaindra untuk mempunyai perbendaharaan
judul yang banyak.” Ya, karena saat kita membaca cerpen orang lain, judul-judul
akan segera tersimpan dalam ingatan. Dulu saat memulai belajar menulis cerpen,
saya terkesan dengan Putu Wijaya. Bagi saya, Putu adalah pendongeng yang hebat.
Dia bisa bercerita apa saja, cerita panjang atau pendek tetap memberi kisah
menarik bagi pembaca, dan “judul” bisa apa saja. Meja, kursi, lantai, buku,
pulpen, ibu, bapak, camat, lurah, bupati, nasi, ikan, kucing, anjing, kuda,
kadal, bisa menjadi judul cerpen-cerpen Putu. Dan mengenai produktivitasnya
yang saya ingat: menabung naskah setiap hari. Saya pernah memperhatikan, banyak
cerpen Putu Wijaya yang titimangsanya hanya berbeda satu angka atau malah satu
tanggal. Ok, kita sedang membahas judul, jadi kita kembali ke judul….
humor klasik SI KABAYAN ada di buku ini. KLIK untuk mendapatkannya.
Judul-judul cerpen Putu Wijaya yang hanya terdiri dari satu
kata kurang menarik. Tapi bagi saya, khususnya bagi saya yang suka dengan
cerpen-cerpennya, judul-judul itu menjadi “menarik”. Terutama dikaitkan dengan
“apapun bisa menjadi cerpen”. Tentu saja saya pun pernah meniru-niru judul
seperti itu.
Suatu masa saya pun sangat menyukai cerpen-cerpen Seno Gumira
Ajidarma. Ceritanya mengesankan dengan judul yang juga mengesankan. Seorang
Wanita Dengan Tato Kupu-Kupu Di Dadanya, Ada Kupu-Kupu Ada Tamu, Perahu Yang
Muncul Di Balik Kabut, Tempat Yang Terindah Untuk Mati, adalah contoh
judul-judul yang menarik bagi saya. Tentu juga saya pernah “meniru” judul
seperti itu.
Tentu juga masih banyak pengarang yang menulis judul-judul
unik. Danarto, Afrijal Malna, Kuntowijoyo, Budi Darma, dari ranah puisi ada
Sutardji Calzoum Bachri, Sapardi Joko Damono, Joko Pinurbo, dan banyak lagi
pengarang, pernah menulis judul-judul unik dan menarik. Tentu saja tidak semua
judul yang mereka tulis seperti itu. Dan saya, merasa “tertarik” dan kurang,
lebih ke pengalaman menyukai-tidaknya cerita mereka atau puisi mereka.
Jadi kembali ke persoalan judul, bagi saya judul akan menjadi
“menarik” bila ceritanya pun unik, menarik dan dalam. Tentu saja akan banyak
yang sepakat dan tidak. (10-1-2017)
Updata 30 Oktober 2019: Saya sedang tertarik membuat judul-judul yang paradoks, misalnya: Si Gondrong Berambut Botak, Pagi Indah Penuh Kekacauan, Domba Berbulu harimau, dsb. Kamu sedang tertarik dengan judul seperti apa? Percaya diri dan happy dengan judul-judulmu sendiri....
Updata 30 Oktober 2019: Saya sedang tertarik membuat judul-judul yang paradoks, misalnya: Si Gondrong Berambut Botak, Pagi Indah Penuh Kekacauan, Domba Berbulu harimau, dsb. Kamu sedang tertarik dengan judul seperti apa? Percaya diri dan happy dengan judul-judulmu sendiri....
halo kang keren sekali baca2 cerpennya, saat ini saya sedang belajar nulis cerpen sudah dikirim ke media tapi belum mendapat balasan hahaha..makasi atas ilmu2nya saya jadi semangat menulis cerpen kirim ke media
BalasHapushalo juga bundana Neng Namee yang juga keren, semua penulis sepertinya mengalami proses "nulis dan kirim", jangan nunggu balasan atau dimuat, nulis (belajar) dan kirim lagi. Dimuat koran atau buku diterbitkan insyaallah akan mengikuti dan jadi hadiah indah nantinya...
BalasHapusIya, terima kasih
HapusBagus, dengan membaca artikel ini dapat menambah wawasan saya.
BalasHapusTerima kasih juga sudah berkunjung. Sudah lama ya saya tidak nambah artikel, padahal sudah banyak yang berubah dari dunia literasi. Insyaallah, semoga saya bisa secepatnya menambah artikel di blog ini ya....
BalasHapus